Nancy Brinker, Aktif Kampanye Lawan Kanker Payudara


BEBERAPA hari lalu, semacam kegilaan sempat menyapu situs jejaring sosial Facebook ketika ribuan perempuan penggunanya meng-update status mereka dengan berbagai warna seperti putih, krem, hot pink, merah, atau hitam. Sebelumnya, sempat beredar pesan berantai yang mengajak kaum perempuan menuliskan warna bra yang mereka kenakan sebagai status di Facebook.

Selagi kebingungan berkecamuk mengenai apa yang sebenarnya terjadi, puluhan bloger berspekulasi gerakan itu merupakan salah satu kampanye baru untuk mengingkatkan kesadaran perempuan terhadap bahaya kanker payudara. Apalagi, selang beberapa jam kemudian muncul lusinan grup baru di Facebook, salah satunya 'breast cancer awareness, I updated my Status with my Bra colour', yang memiliki lebih dari 33.000 penggemar.

Gerakan tersebut hanya salah satu contoh gerakan akar rumput lain dalam menyikapi masalah yang menjadi ancaman besar bagi kaum perempuan, yakni kanker payudara. Isu itu pula yang selama ini menjadi fokus perhatian utama Susan G. Komen for the Cure, sebuah organisasi yang dikenal aktif mengampanyekan bahaya penyakit yang dijuluki 'the silent killer' itu.

Pesan terakhir sang kakak
Adalah Nancy Brinker, yang menjadi penggagas terbentuknya yayasan Susan G. Komen for the Cure. Awal terbentuknya yayasan ini karena tersentuh melihat perjuangan kakak perempuannya, Susan, melawan kanker payudara yang dideritanya. Sang kakak akhirnya menyerah kalah dan menghembuskan nafas terakhir di usia 36 tahun. Sebelum meninggal, Susan menitip pesan kepada Nancy supaya menemukan cara membantu setengah juta perempuan di dunia yang didiagnosa menderita kanker payudara setiap tahunnya.

Dua tahun setelah kepergian sang kakak, Nancy mendirikan yayasan yang menjadi pemimpin berbagai gerakan melawan kanker payudara, sekaligus jaringan akar rumput terbesar yang melibatkan para aktivis dan mantan
penderita kanker payudaya sebagai anggotanya. Misi yayasan itu antara lain memberantas kanker payudara dengan meningkatkan penelitian, skrining, edukasi, dan pengobatan.

Ketika terpilih sebagai duta besar AS untuk Hungaria pada 2001, Nancy mengampanyekan kepedulian terhadap kanker payudara ke seluruh dunia. Kegigihan perempuan ini dalam membangkitkan kesadaran kaumnya tentang
bahaya penyakit itu, juga dilandasi oleh pengalamannya sendiri sebagai salah satu mantan penderita kanker payudara yang berhasil selamat.

Sejak didirikan pada 1982, Susan G. Komen for the Cure telah menyumbangkan hampir US$1.5 juta untuk penelitian kanker payudara. Yayasan itu juga berkembang menjadi jaringan global sukarelawan yang mengumpulkan dana dan membangkitkan kesadaran melalui afiliasi lokal dan mensponsori berbagai kegiatan Komen Race for the Cure, yang pertama kali berlangsung pada 1983 di Texas.

Dua puluh tahun kemudian, organisasi itu telah mensponsori lebih dari 100 event tahunan di seluruh penjuru dunia, dan menarik perhatian lebih dari satu juta partisipan. Selain untuk menggalang dana, kegiatan tersebut juga berfungsi sebagai penyampai pesan untuk mendukung mantan penderita kanker payudara yang berhasil selamat.

Maka tak heran jika Nancy dianugerahi penghargaan Presidential Medal of Freedom oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Agustus silam. Saat ini, dirinya menjabat sebagai duta besar WHO untuk pengawasan kanker.(*/OL-5)

No comments:

Post a Comment